TIMES KALTENG, JAKARTA – Pelangi di Mars menjadi salah satu film sci-fi Indonesia yang akan tayang tahun 2026 mendatang.
Genre fiksi ilmiah memang jarang diangkat di layar lebar Indonesia. Namun Mahakarya Pictures lewat sutradara Upie Guava berani mengambil genre 'sulit' ini. Sedangkan naskah digarap oleh Alin Studio.
Film ini dikerjakan menggunakan teknologi canggih Extended Reality (XR) dan Unreal Engine untuk menciptakan visual Mars yang futuristik dan memukau. XR mencakup semua teknologi imersif yang menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual. Ini adalah spektrum luas yang terdiri dari Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR).
Lewat media sosial resmi Mahakarya Pictures, poster Pelangi di Mars sudah dirilis. Pada poster itu tergambar seorang astronot dengan robot berukuran besar. Dipercaya tanah yang mereka pijak adalah Mars.
Pelangi di Mars mengambil latar tahun 2090, di mana persediaan air di bumi sudah sangat terbatas. Menceritakan seorang anak berusia 12 tahun bernama Pelangi. Ia dikisahkan sebagai manusia pertama yang lahir dan tumbuh besar di Mars.
Kehidupan Pelangi berubah saat koloni manusia memilih untuk meninggalkan Mars. Pelangi memutuskan untuk menetap di Mars dan ditemani oleh robot.
Lalu apakah Pelangi akan menetap selamanya di Mars? Atau akhirnya akan ke Bumi seperti manusia lainnya.
Film ini mengajarkan tentang arti keluarga, persahabatan, dan pengorbanan.
Pelangi di Mars akan dibintangi aktor cilik Mesti Gusti sebagai Pelangi. Aktor lainnya ada Rio Dewanto, Lutesha, Livy Renata dan Myesha Lin. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Film Sci-Fi Indonesia Pelangi di Mars Sajikan Petualang Luar Angkasa
| Pewarta | : Dhina Chahyanti |
| Editor | : Dhina Chahyanti |