Pendidikan

Belajar Daring, SMA Pradita Dirgantara Hadirkan Situs Sangiran Secara Virtual

Minggu, 18 Oktober 2020 - 14:37
Belajar Daring, SMA Pradita Dirgantara Hadirkan Situs Sangiran Secara Virtual SMA Pradita Nusantara bersama BPSMP Sangiran menghadirkan situs Sangiran sebagai bahan ajar dalam proses belajar daring untuk siswa dan guru SMA Pradita Dirgantara. (Foto: SMA Pradita Dirgantara)

TIMES KALTENG, BOYOLALI – Proses belajar secara daring di SMA Pradita Dirgantara terus dilakukan sekreatif mungkin. Kali ini, sekolah unggulan yang ada di Boyolali, Jawa Tengah ini mengandeng Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) yang memiliki program Sangiran Masuk Sekolah.

Acara tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Oktober 2020 melalui aplikasi Zoom dan Youtube dengan dihadiri oleh Sivitas Akademika SMA Pradita Dirgantara.

Iskandar Mulia Siregar, S.Si selaku Kepala BPSMP Sangiran dalam sambutannya menyampaikan, situs Manusia Purba Sangiran sangat perlu dan harus disebarluaskan. Namun dalam kondisi pandemi, dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan informasi. 

"Kalau selama ini Sangiran Masuk Sekolah dilaksanakan secara luring, namun dalam kondisi saat ini harus dilaksanakan secara online dan semoga tidak mengurangi makna dari kegiatan ini, dan informasi yang ingin disampaikan bisa disampaikan dengan baik,” ucapnya.

SMA Pradita Dirgantara b

Iskandar juga berterimakasih kepada SMA Pradita Dirgantara atas kerjasama dan kesempatan yang diberikan kepada BPSMPS sehingga acara Sangiran Masuk Sekolah dapat terlaksana. 

“Masa pandemi merupakan musibah bagi semua orang, namun pandemi justru memberikan hikmah yang sangat besar sehingga lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Pertemuan langsung mungkin terbatas, namun jika diadakan secara daring bisa langsung diikuti oleh ratusan siswa,” ungkap Kol. Kes. Dr. Yulianto Hadi, MM Kepala Sekolah SMA Pradita Dirgantara. 

Siswa SMA Pradita Dirgantara yang berasal dari seluruh Indonesia belum semuanya bisa mendatangi Situs Manusia Purba Sangiran, Yulianto berharap di lain kesempatan siswa dapat mendatangi situs tersebut sehingga siswa dapat mengetahui langsung seperti apa yang diteorikan dalam sejarah. 

Yulianto meyakini bahwa program Sangiran Masuk Sekolah yang dilakukan secara daring dapat memberikan pelajaran dan teori-teori seoptimal mungkin kepada siswa-siswi SMA Pradita Dirgantara. 

Yuliant menambahkan, siswa di SMA Pradita Dirgantara mulai kelas X sudah diajarkan mengenai critical essay, dan mereka harus mampu menangkap persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat dengan ilmu yang didapatkan serta merumuskan teori-teori dari ilmu yang telah dipelajari. 

Untuk mendukung proses tersebut, maka SMA Pradita Dirgantara mencari sebanyak mungkin sumber ilmu untuk bekal siswa-siswinya sehingga dapat lebih kritis dalam mencermati kehidupan di lingkungannya.

Dalam acara inti Sangiran Masuk Sekolah, dihadirkan dua pembicara. Pembicara pertama yaitu Iskandar Mulia Siregar, S.Si, Kepala BPSMP Sangiran yang memaparkan mengenai Situs Sangiran yang menjadi Situs Prasejarah Dunia. 

Pada awal pemaparannya Iskandar menjelaskan mengenai lokasi Situs Manusia Purba Sangiran, kemudian mengenai sejarah terbentuknya situs tersebut dan yang terakhir beliau memaparkan tentang isi Situs Manusia Purba Sangiran. 

SMA Pradita Dirgantara c

Pembicara kedua Prof. Dr. Harry Widianto, DEA seorang pakar arkeologi khususnya manusia purba dengan bukunya yang populer adalah Trilogi Sangiran yang banyak menjadi rujukan terkait manusia purba jenis Homo Erectus di Indonesia. 

Prof Harry memaparkan mengenai proses kedatangan manusia di kepulauan nusantara. Menurut beliau, situs yang ada di Sangiran merupakan nenek moyang manusia yang ada di Nusantara. 

Situs tersebut telah memberikan banyak data mengenai masa lalu manusia berupa fosil baik hewan, manusia maupun artefak-artefak mereka. Prof Harry mengatakan bahwa di Indonesia saat ini terdapat penduduk sebanyak 266 juta jiwa, di lebih dari 17.000 pulau dan dengan 756 bahasa daerah.

Beragamnya manusia yang ada di Indonesia disebabkan oleh kepulauan nusantara yang berada di atas lempeng tektonik, berada di lintasan Ring of Fire dan terdapat teori migrasi out of Taiwan, yang merupakan migrasi terakhir yang membentuk penduduk nusantara saat ini. Proses penghunian manusia di Kepulauan Nusantara tidak hanya sebatas kehadiran para Austronesia sejak 4.000 tahun yang lalu, akan tetapi sudah berlangsung berbagai migrasi dari periode yang lebih tua. 

Bukti-bukti kehidupan masa lalu didapat dari fosil manusia, fosil binatang, dan artefak yang dalam endapan purba sampai ke tangan peneliti yang kemudian dilakukan rekonstruksi kehidupan manusia di masa lalu. 

Prof. Harry Widianto menyampaikan bahwa Kepulauan Nusantara merupakan multi ras dan etnik, Etnik merupakan budaya sedangkan ras merupakan bentuk fisik. Ras sama, namun karena budayanya kita menjadi etnik yang berlainan. 

“Kesadaran multikulturalitas bangsa menjadi penting karena kita bisa mengetahui ras kita, bagaimana asal usulnya, kenapa menjadi seperti ini, sehingga yang mengatakan perbedaan itu sebenarnya tidak ada. Berbeda secara fisik, tapi secara sejarah masih satu runtutan. Mari menyadari masalah ini, memahami masalah migrasi yang ada di nusantara sehingga kita bisa mengetahui bahwa kita semua adalah saudara,” kata Prof. Harry saat bicara kepada sivitas SMA Pradita Dirgantara dalam acara belajar daring Situs Manusia Purba Sangiran. (*)

Pewarta : Tria Adha
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Kalteng just now

Welcome to TIMES Kalteng

TIMES Kalteng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.