Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Perubahan Itu Keniscayaan

Kamis, 28 Januari 2021 - 09:56
Ngopi Pagi: Perubahan Itu Keniscayaan Noor Shodiq Askandar, Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma

TIMES KALTENG, MALANGSAAT saya memberitahukan tentang keinginan saya untuk berhenti menulis quote, yang kemudian saya tindaklanjuti dengan pamitan virtual, saya memperoleh banyak komentar dan kiriman whatsapp. Ada yang dengan ihlas hati melepas, ada yang berharap diteruskan, ada juga yang keberatan karena sudah menemani setiap paginya dengan tulisan sangat pendek dan sederhana. Terhadap semua itu, tentu saya memberikan apresiasi yang baik dan sekaligus mohon maaf karena tidak dapat memenuhi semua permintaan, harapan, dan usulan. Doa terbaik dari saya panjatkan untuk semua

Bagi saya, memulai perubahan ini harus saya lakukan agar ada warna warni dalam kehidupan. Saya teringat seorang pelukis yang menerima kontrak untuk membuat 1000 (seribu karya) lukisan yang berbeda dalam kurun waktu tertentu. Lukisan pertama sampai dengan ke tiga ratus berjalan dengan baik dan mulus mulus saja. Namun begitu memasuki lukisan ke 301 mulai timbul persoalan, karena mulai muncul kesamaan dengan lukisan yang sebelumnya. Makin lama makin banyak persamaannya. Sang pelukis pun kemudian stress memikirkan karya apa lagi yang bisa dibuat dan berbeda dengan sebelumnya. Akhirnya kontrak tidak dapat diselesaikan, karena sang pelukis sudah pada maksimum untuk membuat kreasi yang berbeda sama sekali dengan karya yang sudah dibuat.

Batas kemampuan berfikir itu yang harus difikirkan oleh semua orang. Hal ini karena setiap orang pasti punya keterbatasan yang tidak mungkin ditentang sebagai mahluq Allah swt. Manusia harus menyadari tentang batas tersebut, agar tidak merasa bisa berbuat semaunya. Bahkan bisa jadi kemudian merasa paling superior, seperti Tuhan yang menciptakan alam semesta.

Dunia berubah, alam semesta juga terus berubah. Begitu juga peradaban manusia akan terus mengalami perubahan seiring dengan kemajuan zaman. Ada kata kata bijak yang bisa menjadi renungan : setiap generasi akan membawa zamannya sendiri sendiri yang akan berbeda dengan generasi sebelumnya. Dulu kita hidup dengan mengoptimalkan alam tanpa menggunakan teknologi. Pelan tapi pasti, kemudian teknologi menjadi lebih dibutuhkan. Kini teknologi bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap ummat manusia.

Kita tidak bisa membayangkan bagaimana jika terjadi trouble teknologi, karena ketergantungan yang sudah sangat tinggi. Ambil contoh sederhana, betapa bingungnya kita saat listrik mati. Lebih susah lagi, kalau hand phone android yang mati. Ada guyonan bahwa sekarang keberadaan istri sudah kalah jauh dengan kebutuhan hand phone. Jika hand phone yang ketinggalan, akan segera diambil. Tapi jika istri yang tertinggal, akan disuruh berangkat sendiri dan menyusul.

Begitulah kehidupan yang terus berubah, kebiasaan berganti dan kemudian budaya juga berkembang sedemikian rupa. Dengan demikian, jika kita ingin tetap nyaman maka bersahabatlah dengan perubahan zaman dan jangan terus dalam hidup dalam kemapanan dan kenyamanan.

Kini saatnya kita menabuh genderang perubahan agar menjadi bermanfaat bagi kehidupan dalam jangka waktu yang Panjang. Perubahan yang kita ciptakan, juga akan menjadi bagi peningkatan kualitas kehidupan. Bismillah

***

* Penulis Noor Shodiq Askandar adalah Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma.

Pewarta :
Editor : Yatimul Ainun
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Kalteng just now

Welcome to TIMES Kalteng

TIMES Kalteng is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.